Tuihs....Sang Raja 'Z'alim!
Aku ingin meludah sepuas-puasnya. Setelah terlepas berbagai rasa, setelah mengikuti perjalanan 'singkat' dalam mencari suasana. Batin di dada berbunyi kencang. Ini bukan pengingkaran diri, hidup ini singkat untuk kulewati bersama manusia yang salah. Mengais demi hidup. Tanpa bintang-bintang dan awan yang indah dilangitku telah lama dilaga menjadi petir badai yang bermaharajalela. Yang menghentam bumbung atap rumah diriku. Tubuhku terhuyung ke belakang, saat amuk menjadi laknat. Tangan kiri geram oleh batin yang bernyala-nyala. Niat tangan untuk bertindak lebih anarkis terhalang oleh rusuk-rusuk di dada. Kepada manusia PENDUSTA itu telah kulempar ke luar jendela dan kubiarkan menjadi santapan anjing-anjing kurap. Sungguh murahkah harga sebuah nyawa kejujuran?
Otakku menggeleng bingung. Mencari-cari serpihan niat manusia DURJANA.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan