Malaikat Bersayap Sebelah
SRI-CANDY
Part 1
Empat hari dia di konkong rasa takut. Dia tidak tahan lagi. Gara-gara stress menggila. Lubang pistol itu bulat dan kecil, dua setengah cm. Tetapi jarak dengan kedua matanya hanya
Pisau dan parang juga boleh menghilangkan nyawa, tapi apakah tujuan itu diciptakan?. Tapi pistol? Baginya hanya orang yang memelihara insting sifat binatang yang gemar memiliki senjata-senjata pembunuh. Menjaga diri? Huh, Kenapa diri sendiri dijaga oleh alat untuk satu nyawa? Sekilas matanya menangkap kilatan api di pangkal laras. Secara reflek kedua matanya terpejam. Sedia merasakan sensasi terakhir yang akan dirasakannya. Otaknya berputar sepantas kilat.
Apa rasanya ketika peluru itu menyentuh kulit dahinya?
Merobek daging dan tengkorak dengan putaran yang cepat. Sangat menyakitkan. Tetap terpejam, Sri mengira-ngira betapa sakitnya. Atau mungkin tidak ada rasa sakit. Kalau dadanya yang ditembus benda laknat itu. Atau kalau peluru itu tak menembus dan melekat bersarang di paru-parunya. Panas yang dihasilkan gesekan besi dengan besi akan membuat peluru itu membara.
Apakah berhadapan dengan kematian, membuatnya berfikir pengalaman-pengalaman hidupnya? Mengingati musuh-musuhnya, boss besar di officenya, atau mungkinkah mengingati kawannya yang berhutang RM 2000 dengannya?
Sri tidak tahu apakah esok dia akan melihat matahari lagi. Menjadi seorang tidak yakin apakah doa yang diucapkannya itu adalah doa terakhirnya, atau nyawanya sudah menghilang dari tubuhnya bila doa itu belum habis kata-kata. Bukankah bila ketakutan otak seperti hampa? Semua otot-otot dan tulangnya dicabut keluar? fikirannya terhenti ketika pistol di wajahnya bergerak.
Di tengah ruang tamu yang lenggang dan sunyi, Sri terduduk. J
"Hei, kau di
KRINGGGGG! Telefon rumah tiba-tiba berdering.
Sri terkejut setengah mampus. Tidak menyangka secepat itu benda ghaib merespon kata-katanya.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan