Isnin, Mac 31, 2008

X-pidisi Fabrika Cardigan


Girl turun ke tingkat 1. Masih teringat hari penting itu. Bila pertama kalinya dia membenci dunia. Dia teringat warna dan motif pakaian yang dikenakan. Teringat dress neo romantik mengejeknya. Masa itu juga warna hiperbola langit dan bau-bau atmos ultra-ungu berlaga-laga. Hatinya telah menjadi penunggu rumah hantu. Dikubur untuk menjadi fosil. dia memanjatkan doa supaya tidak diawetkan, atau dijadikan bahan laborator doktor untuk di jual organ livernya dipasar gelap. Nanti menagislah bonda kerana meletakkan harapan-harapan di dalam badan. Tinggallah dia sebagai nolstalgia kekejaman sejarah dalam semangkuk candu yang dipegang popo berambut putih di depan rumahnya dengan kata berbunga-bunga dan bersyair-syair cina.

di depan cermin itu, tanpa sebab tertentu, sekilas menoleh, ke dalam interior kedai jenama branded. Sarung berbentuk mangkuk-mangkuk itu lebih trendi dan efisien dari kardigans yang dibelinya. Rasa menyesal bertumbuk dengan rasa melow, membuatnya berhenti melangkah dan mengamati dengan lebih teliti.

Bukan itu saja, tadi, di shopping mall itu.
Girl sedang mengalihkan perhatiannya dari baju-baju yang cuba meransangnya untuk dipakai. disaksikan patung model-model fesyen keluaran joker-joker ekonomi. pada masa itu dia telah melihat semuanya, disebalik cermin yang transparen, di dekat sebuah kedai aksesoris. Di tepi cinema dengan poster-poster filem yang dibikin untuk diludah ke pengarahnya.

Melihat tabir yang menggeletarkan darah-darah riang tadi, dari merah ke hitam putih. sebuah eureka penipuan yang sangat membosankan.

Ahha, dia melihat semuanya...
semua jawapannya sekarang terpampang jelas dihadapannya seperti ribuan gajah berlari mengejarnya,dan secepat kilat Girl membuka seribu langkah, kenapa seribu? kenapa tak dua tiga ribu?Dia tidak peduli, berlari...berlari laju-laju
berlari dari baju-baju itu
berlari keluar shopping kompleks
tepi jalan, ke tengah jalan,berlari...dan menari, menari berpusing-pusing dengan alunan irama darwis. melengokkan badan, bukankah tarian adalah bahasa tubuh yang sangat indah!. Terbang, lesap di kosmis kardigan yang tidak cukup promosi. Expidisi Girl diiringi serunai sambutan tradisional syurgawi. Di tengah-tangah jalan di sambut intimasi para sufi dengan rasa haru sambil menepuk-nepuk pundak iblis yang tersengih jahil.


Tiada ulasan: