Jumaat, Januari 04, 2008

5: BINTANG HITAM
euforia

runyam pada malam
rukuk pada debu

mendebur
mengoyak karang
melahirkan bintang,

dia datang membawa parang

berbulu pada kelu

mengoyak riak seperti binatang,

dia pergi
membawa peri di hati
meluncur
melumat guntur

menyayat sampai mati


[Dia duduk di sana, di bawah langit yang melakonkan watak senja. Mendengar pidato pelepasan jenazah dengan perasaan kebas dan tidak mengeluarkan walau sepatah kata. Kalimat itu seperti lahir dari perutnya yang bermilimeter dalam rasa pedih. yang pasti sihir itu tidak mungkin dapat mencuci otaknya kerana dia hidup dari sistem takdir yang telah tercipta di dunianya yang otentik.]



Sebuah SMS di hp, baru saja masuk. Dari seorang ahli palindrom, seorang godick (god of the dicks), seorang sufi, seorang sophis, dan seorang bukan pecinta wanita.

28.10.07. 01:07
+012318xxxx

See u there, dude!
Kau akan berhenti di 1 titik.
Tepat pada pukul 3 malam.


Delete Message

Nazrin mencatat sesuatu di atas kertas entah tentang sesuatu yang deras mengalir dalam benaknya. Menulis tentang manusia atau makhluk lain. Manusia yang peradabannya lebih tinggi. manusia yang lebih tinggi tingkat manusianya. manusia yang tidak bernama. manusia yang hanya disimbolkan dengan inisial. Manusia atau makhluk yang baru dikenalinya. Mereka-mereka yang mengejutkannya.


Is everybody in
dihentak diulang-ulang iringan lagu-lagu The Doors oleh suara William yang berat dan ketukan bayonet pada ulu hatinya.

Ribuan kilometer dari situ, Illana berperang dengan kimia buatan dari jenis amphetamine ataupun metamphetamine, sambil mendengarkan hasil dari proses psikedelisasi antara William S. Burough dengan The Doors itu di depan komputer di biliknya pada CD yang berputar pada sekian radian per detik. Illana terhentak saat sabda Jim melalui salah satu rasulnya, William, yang berulang-ulang itu berhasil diterjemahkannya.

Jantungnya berdetak kencang, tertusuk-tusuk dengan seribu persoalan.

-Is everybody in?-

-Ya, aku kat sini.- Jawab Illana pada layar komputer yang menayangkan ribuan warna yang menggeliat-geliat diterpa gerakan frekuensi dari ketukan nada pada 10 titik, (dimulai dari 60 Hertz, 170 H, 310 H, 600 H, 1 kH, 3 kH, 6 kH, 12kH, 14 kH, sampai 16 kH) serta wilayah liar William S. Burough pada Visualisations Winamp-nya yang diset secara random dengan pergantian tema setiap 15 detik sekali.

-kau kat mana sekarang?- tanya Illana di cermin monitor dekstopnya.

-Aku… aku masih mencari pintu itu- Jawab monitor yang mengunakan ID: Xenus itu.

-hmmm aku ada caranya tetapi...... risiko yang tiba korang yang kena tanggung!- Kali ini dia begitu pasti tidak akan menyerah dan cerewet dengan hasilnya.


Diam seketika dan Illana tiba-tiba menekan punat power komputernya, dengan cepat dan serentak seluruh software serta hardware didalam CPU nya dipaksa mengejut diberhentikan seluruh aktivitinya. Monitor menggeliat, dan mati, warna-warna mengikutinya, pudar dan diam. Jim berhenti berteriak juga secara paksa, sedangkan moodnya sedang baik untuk baca puisi. William S. Burough black out, lalu terlempar dengan terlentang saat Jim terjatuh pada lagu Unknown Soldier.

Bayangan matanya, yang masih berada dalam monitor,samar-samar, terkaget dengan pergerakan tiba-tibanya, terus dia bungkam dengan membekap mulutnya.

Dengungan bunyi kipas komputer, yang berhenti akhirnya, rasa euforia panjang diredam suara sesaat dengan fade in pelan suara degup jantung Illana yang terdengar lagi, lambat, tetapi tidak sekencang tadi. Dia merasa seperti Lady Elizerberth dalam Hesse. One day u will listen and not understand.

Tiada ulasan: